Senin, 11 Maret 2019

Belajar Terbiasa

Sulit juga ternyata membiasakan diri menjadi seperti sedia kala.
Menjadi biasa dan tidak berpikir hal yang mungkin tidak perlu dulu untuk dipikirkan.

Then, I against it.
Ternyata apa yang kita pikirkan dan kita rasakan bukan terjadi secara kebetulan. Itu sudah saatnya dan sudah tiba fasenya.

Sama, saat membicarakan hal yang nyeleneh, bercanda dan serius.

Berandai-andai pun dilarang. Ya sudah, kita bermimpi saja. Hehe.

Jika masuk ke dalam rumah orang harus mengetuk pintu, kenapa saat keluar rumah tidak pamit terlebih dahulu?

Bila memang perjalanan harus diakhiri segera, kenapa tidak berhenti saja?

🤔

Sehari, dua hari, tiga hari, sepekan, dua pekan, sebulan, tiga bulan, setahun, dua tahun, satu dekade, dua dekade, haha. Lama juga ya.

Apa penyebabnya ada pada letak usia dan kedewasaan?

Langkahku terhenti sampai disini. Menjaga jarak dan hati adalah yang terbaik.
Doaku teriring serta untukmu. Semoga terus bahagia dan tidak berhenti berkarya.

Aku hanya akan meneruskan tulisan-tulisanku. Membicarakan tentang apa saja. Dan semauku saja.

Ku pikir akan ada sebuah keputusan. Ternyata tidak juga.
Selama semuanya belum terlalu jauh, ada baiknya memang kalau tidak ku teruskan.

Hatiku terlalu rapuh untuk patah lagi.
Sudah sembuh dari kecewa, masa iya harus menanggung kecewa lagi?

Hoho tidak boleh. Ya tapi gimana dong? Kalau harus kecewa, ya sudah ikhlas saja.😊 Inshaa Allah, Allah ganti dengan kebahagiaan.

Kesibukan mungkin menyita waktumu sehingga sedikitpun tidak berpikir untuk menuntaskan pembicaraan. Tidak ada gunanya juga sih untuk membicarakannya lagi. (Maybe)

Sedikit-sedikit bibir melengkung ke atas, sedikit-sedikit melengkung ke bawah.

Benar juga ya, yang paling membuat bahagia, justru berbalik buat kecewa. Tapi kenapa harus dikecewakan kalau bisa dibahagiakan?

Haha.
😀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar