Selasa, 19 Maret 2019

Faqih, inspirasiku

Faqih, si kecil yang lincah dan tangguh sejak dalam kandungan Bundanya. Satu-satunya laki-laki setelah papa yang ada di dalam rumah sejak 2012. Bayi ini menakjubkan. Lahir saat bulan Syawal. Kelahirannya disaksikan oleh dua keluarga besar dari mama dan papa (waktu itu ada reuni keluarga besar). Dia lahir setelah Isya. Saat Bulan dan Bintang berada pada titik sejajar. Bulan Purnama waktu itu. Pangeranku, pengejuk mataku. Penghibur semua orang di rumah. Keceriaannya begitu menghangatkan. Ponakan pertama sekaligus lelaki sematawayang papa dan mama (cucu yang dianggap anak terakhir)sampai tahun 2019 awal. Perkembangannya cepat. Dan saya adalah orang yang paling dekat dengannya, menyaksikan tumbuh kembangnya. Bahkan bereksperimen dengan dia😅 Sumber inspirasiku. Seorang bocah yang mampu membuat nabilah berubah. Dulunya tidak mau dipanggil tante dan malu jadi seorang tante (padahal udah banyak banget tuh ponakan dari sepupu). Tapi Faqih mengubah segalanya. Saya lebih suka memanggilnya 'nak' daripada 'dek'.

Diusia saya yang masih SMP saat itu memang masih kaku menyebut 'nak', tepat di usia SMA saya lebih suka menyebutnya 'nak'. 'Anakku' karena darinya saya mulai belajar arti penting seorang Ibu. Saya memang bukan ibunya, tapi saya punya andil besar dalam membesarkannya bersama Mama dan Bundanya.

Kisahnya mungkin tidak seindah anak kebanyakan. Tapi dia mampu menginspirasi banyak orang. Suatu saat nanti, saya ingin menuliskan dan membuat karya khusus tentangnya. Tentang kehidupan seorang anak ajaib yang lambat bicara tapi mampu melafadzkan adzan, bersholawat, dan cinta lagu-lagu berbahasa Arab.

Kami, yang mencintainya percaya seorang Ahmad Faqih kelak akan menjadi pesohor Agama, pemuka Agama, pecinta Agama dan semoga bisa menjadi seorang Hafidz Quran yang akan menyelamatkan kami di akhirat kelak.

Anakku, Bunda Ila mencintaimu.
Selalu.
Selamanya.

Berasa punya anak kandung meski belum pernah mengandung (bersuami aja belum)🤣

Kenapa akhirnya saya melakukan penelitian tentang Speech Delay? Karena banyak orang disekitar kami yang sok tahu dan sok pintar melakukan justifikasi terhadap pangeran pertama ku ini.

Mereka bilang Faqih autis.
Mereka bilang Faqih bodoh.
Mereka bilang Faqih anak nakal.

👶

Saya memang bukan ibunya, tapi saya tersinggung dan sakit hati. Marah semarah-marahnya. Begitu juga mamaku, papaku, apalagi bundanya.

Kami diam. Kami hanya berdiskusi. Kemudian memutuskan untum menutup telinga.
Biarlah kami menjaga dan merawat pangeran kami sebaik mungkin. Biarlah orang menertawakan dan mengejek.

Saya yang akan mematahkan argumentasi mereka dengan KARYA NYATA.
Saya membuat penelitian saat ini tentang itu. Untuk skripsi saya. Dan semoga kelak saya bisa menjadi seorang yang dapat membantu orang tua yang memiliki anak speech delay untuk tidak lagi khawatir berlarut-larut.

Gelar Sarjana inshaa Allah akan saya dapatkan sebentar lagi (mohon doanya). Dan skripsi saya membahas tentang Speech Delay.

Inshaa Allah akan saya lanjutkan riset tersebut dijenjang Magister bahkan Doktoral Degree. Semoga Allah memberi umur panjang dan berkah.

Saya mencintai pangeranku, anak sematawayangku saat ini.

Sekarang sudah punya adik. Dia memang layak menjadi seorang Abang.

Dia penyayang sekali.
Dia cerdas sekali.
Dia imut sekali.
Dia ganteng sekali.

Ahhh rasanya tidak rela kalau nanti ada perempuan yang membuatnya jatuh cinta dan akhirnya membuat dia patah hati. Semoga saja dia langsung dipertemukan dengan jodohnya saja. Biar tidak perlu menye-menye. 😅🤲

Nak, kelak kamu bisa membaca ini.
Bunda Ila mencintaimu dengan tulus.

(Sering dipanggil Bunda dan Onty sama ponakan dari sepupu)

😷

Terdengar asik ya kalau bilang Bunda. Lebih dekat. Kalau onty masih ada gaps.

Okedeh Bunda Ila🤗

Oh Faqihku sayang, tumbuhlah dengan menjadi anak sholeh yang dermawan, gagah, berani, tangguh, dan menjadi lelaki bertanggungjawab.

I love you, nak.
Terima kasih telah menginspirasi onty sekaligus bundamu ini.

Ps: saking dekatnya sama Faqih, kalau ada yang tanya dia anaknya siapa? Dia bilang "anaknya Ila" 😅🤣

Tidak ada komentar:

Posting Komentar