Selasa, 19 Maret 2019

Faqih, inspirasiku

Faqih, si kecil yang lincah dan tangguh sejak dalam kandungan Bundanya. Satu-satunya laki-laki setelah papa yang ada di dalam rumah sejak 2012. Bayi ini menakjubkan. Lahir saat bulan Syawal. Kelahirannya disaksikan oleh dua keluarga besar dari mama dan papa (waktu itu ada reuni keluarga besar). Dia lahir setelah Isya. Saat Bulan dan Bintang berada pada titik sejajar. Bulan Purnama waktu itu. Pangeranku, pengejuk mataku. Penghibur semua orang di rumah. Keceriaannya begitu menghangatkan. Ponakan pertama sekaligus lelaki sematawayang papa dan mama (cucu yang dianggap anak terakhir)sampai tahun 2019 awal. Perkembangannya cepat. Dan saya adalah orang yang paling dekat dengannya, menyaksikan tumbuh kembangnya. Bahkan bereksperimen dengan dia😅 Sumber inspirasiku. Seorang bocah yang mampu membuat nabilah berubah. Dulunya tidak mau dipanggil tante dan malu jadi seorang tante (padahal udah banyak banget tuh ponakan dari sepupu). Tapi Faqih mengubah segalanya. Saya lebih suka memanggilnya 'nak' daripada 'dek'.

Diusia saya yang masih SMP saat itu memang masih kaku menyebut 'nak', tepat di usia SMA saya lebih suka menyebutnya 'nak'. 'Anakku' karena darinya saya mulai belajar arti penting seorang Ibu. Saya memang bukan ibunya, tapi saya punya andil besar dalam membesarkannya bersama Mama dan Bundanya.

Kisahnya mungkin tidak seindah anak kebanyakan. Tapi dia mampu menginspirasi banyak orang. Suatu saat nanti, saya ingin menuliskan dan membuat karya khusus tentangnya. Tentang kehidupan seorang anak ajaib yang lambat bicara tapi mampu melafadzkan adzan, bersholawat, dan cinta lagu-lagu berbahasa Arab.

Kami, yang mencintainya percaya seorang Ahmad Faqih kelak akan menjadi pesohor Agama, pemuka Agama, pecinta Agama dan semoga bisa menjadi seorang Hafidz Quran yang akan menyelamatkan kami di akhirat kelak.

Anakku, Bunda Ila mencintaimu.
Selalu.
Selamanya.

Berasa punya anak kandung meski belum pernah mengandung (bersuami aja belum)🤣

Kenapa akhirnya saya melakukan penelitian tentang Speech Delay? Karena banyak orang disekitar kami yang sok tahu dan sok pintar melakukan justifikasi terhadap pangeran pertama ku ini.

Mereka bilang Faqih autis.
Mereka bilang Faqih bodoh.
Mereka bilang Faqih anak nakal.

👶

Saya memang bukan ibunya, tapi saya tersinggung dan sakit hati. Marah semarah-marahnya. Begitu juga mamaku, papaku, apalagi bundanya.

Kami diam. Kami hanya berdiskusi. Kemudian memutuskan untum menutup telinga.
Biarlah kami menjaga dan merawat pangeran kami sebaik mungkin. Biarlah orang menertawakan dan mengejek.

Saya yang akan mematahkan argumentasi mereka dengan KARYA NYATA.
Saya membuat penelitian saat ini tentang itu. Untuk skripsi saya. Dan semoga kelak saya bisa menjadi seorang yang dapat membantu orang tua yang memiliki anak speech delay untuk tidak lagi khawatir berlarut-larut.

Gelar Sarjana inshaa Allah akan saya dapatkan sebentar lagi (mohon doanya). Dan skripsi saya membahas tentang Speech Delay.

Inshaa Allah akan saya lanjutkan riset tersebut dijenjang Magister bahkan Doktoral Degree. Semoga Allah memberi umur panjang dan berkah.

Saya mencintai pangeranku, anak sematawayangku saat ini.

Sekarang sudah punya adik. Dia memang layak menjadi seorang Abang.

Dia penyayang sekali.
Dia cerdas sekali.
Dia imut sekali.
Dia ganteng sekali.

Ahhh rasanya tidak rela kalau nanti ada perempuan yang membuatnya jatuh cinta dan akhirnya membuat dia patah hati. Semoga saja dia langsung dipertemukan dengan jodohnya saja. Biar tidak perlu menye-menye. 😅🤲

Nak, kelak kamu bisa membaca ini.
Bunda Ila mencintaimu dengan tulus.

(Sering dipanggil Bunda dan Onty sama ponakan dari sepupu)

😷

Terdengar asik ya kalau bilang Bunda. Lebih dekat. Kalau onty masih ada gaps.

Okedeh Bunda Ila🤗

Oh Faqihku sayang, tumbuhlah dengan menjadi anak sholeh yang dermawan, gagah, berani, tangguh, dan menjadi lelaki bertanggungjawab.

I love you, nak.
Terima kasih telah menginspirasi onty sekaligus bundamu ini.

Ps: saking dekatnya sama Faqih, kalau ada yang tanya dia anaknya siapa? Dia bilang "anaknya Ila" 😅🤣

Senin, 11 Maret 2019

Belajar Terbiasa

Sulit juga ternyata membiasakan diri menjadi seperti sedia kala.
Menjadi biasa dan tidak berpikir hal yang mungkin tidak perlu dulu untuk dipikirkan.

Then, I against it.
Ternyata apa yang kita pikirkan dan kita rasakan bukan terjadi secara kebetulan. Itu sudah saatnya dan sudah tiba fasenya.

Sama, saat membicarakan hal yang nyeleneh, bercanda dan serius.

Berandai-andai pun dilarang. Ya sudah, kita bermimpi saja. Hehe.

Jika masuk ke dalam rumah orang harus mengetuk pintu, kenapa saat keluar rumah tidak pamit terlebih dahulu?

Bila memang perjalanan harus diakhiri segera, kenapa tidak berhenti saja?

🤔

Sehari, dua hari, tiga hari, sepekan, dua pekan, sebulan, tiga bulan, setahun, dua tahun, satu dekade, dua dekade, haha. Lama juga ya.

Apa penyebabnya ada pada letak usia dan kedewasaan?

Langkahku terhenti sampai disini. Menjaga jarak dan hati adalah yang terbaik.
Doaku teriring serta untukmu. Semoga terus bahagia dan tidak berhenti berkarya.

Aku hanya akan meneruskan tulisan-tulisanku. Membicarakan tentang apa saja. Dan semauku saja.

Ku pikir akan ada sebuah keputusan. Ternyata tidak juga.
Selama semuanya belum terlalu jauh, ada baiknya memang kalau tidak ku teruskan.

Hatiku terlalu rapuh untuk patah lagi.
Sudah sembuh dari kecewa, masa iya harus menanggung kecewa lagi?

Hoho tidak boleh. Ya tapi gimana dong? Kalau harus kecewa, ya sudah ikhlas saja.😊 Inshaa Allah, Allah ganti dengan kebahagiaan.

Kesibukan mungkin menyita waktumu sehingga sedikitpun tidak berpikir untuk menuntaskan pembicaraan. Tidak ada gunanya juga sih untuk membicarakannya lagi. (Maybe)

Sedikit-sedikit bibir melengkung ke atas, sedikit-sedikit melengkung ke bawah.

Benar juga ya, yang paling membuat bahagia, justru berbalik buat kecewa. Tapi kenapa harus dikecewakan kalau bisa dibahagiakan?

Haha.
😀

Minggu, 10 Maret 2019

Ikhlas

Kadang begitu, sebelumnya dan setelahnya pasti ada perubahan.
Andai tahu begini, mending memilih yang sebelumnya.
Tapi ya begitu, ini sudah pada tahap setelahnya.

🤔

Apa kabar?
Sibuk ya?
Cerita dong.

Rynd 🌻

Do not make this relationship becoming relationshit.
Cuma bualan dan main-main doang.
I knew that this is the serious one.

I can't imagine it before, but with you it already happened.

Sulit jatuh cinta.
Udah hampir setengah dekade tidak mengenal apa itu cinta? Wkwkw.

Tapi apa iya, I am falling in love, now?

I dunno, either.

So, what should I do? Tell me, please!

Katanya mau dibahas, eh tahunya gak juga. Alih-alih dibahas, malah membahas yang lain. Hm :(

Sometimes, a girl want something real.

Sebuah komitmen tidak mungkin terjadi kalau tidak ada kesepakatan bersama.

If you do not mind this kinda of commitment, so just tell me. Then, I won't put big hopes with this relationship for next.

Tidak mau mengekang dan dikekang oleh sebuah hubungan apalagi berkedok komitmen.

Setidaknya, we have the same goals. To be married. Right?

Tapi, perihal jodoh tetap ku serahkan pada Allah. Cuma, gak salah sih kalau berharapnya berjodoh dengan kamu. Haha.

Mom and Dad have experienced this issue before. Both of them were first love since junior high school till now. They were married after my mom finished her bachelor degree and got a job as a teacher. Then, my father already had a job before proposed my mom to my grandpa.

How nice and romantic their love story.
I want it goes the same with us.

Unfortunetally, I am afraid. This is only on my imagination, but you don't ever think the same. :'l

Hm...
It goes contradictive, right?
My logic said the things different with the things that I felt.

Maybe, my logic control my mind to minimize 'dissapointed' and 'broken heart' in the future.

My heart tells me that we have the same dreams. My logic, does not.

Jumat, 08 Maret 2019

Wakil Rasa

Perempuan itu berharga.
Harta terbaik seorang Bapak.
Dia dijaga dengan penjagaan yang sempurna.

Kali ini, aku ingin berkenalan denganmu.
Seorang anak gadis yang sebentar lagi harus menanggalkan sifat kekanakan yang menyengsarakan.

Uh~
Kenapa harus dilibatkan oleh rasa seperti ini?
Rasa yang seakan diberi kepastian tapi tidak juga.
Rasa yang mungkin seharusnya tidak ada.
Rasa yang tidak ingin berakhir pada kecewa.

Aduh, belum ku tamatkan tulisan ini, jemariku mengantarku mengutak atik lembaran lama. Tentang dia. Tentangmu. Tentang masa-masa lucumu diwaktu lampau.
Maaf, tanpa izinmu ku beranikan diri mencari tahu siapa kamu dan bagaimana masa yang dulu pernah ada.

Jujur, baru malam ini laman muka bukumu ku jejali. Menjelajahi hal yang seharusnya tidak perlu ku baca. Haha. Aku cemburu.

Terlalu egois memang jika aku hanya mementingkan hatiku padahal dulu pun aku pernah menaruh hati pada orang yang lebih dulu dihadirkan jauh sebelum dipertemukan denganmu.

Ku terima masa lalumu, beserta kisah cinta pelik  lucumu. Dan sekiranya engkau pun berkenan menerima segala masa lalu dan kisah cintaku yang unik.
Hm.. kisahku selalu unik sih. Termasuk denganmu.

Aku rindu.
Namun malu tuk utarakan dengan gamblang.
Kelewat takut menanggung duka.
Biarlah disimpan sendiri.
Tapi jemariku gatal untuk tidak menuangkan isi hati yang sebentar lagi meluap.

Apakah sudah tepat melabuhkan hatiku dan menetapkan pilihan denganmu sebagai yang terakhir dan menuju pada keabadian? Ataukah masih belum cukup bagimu dan masih ingin mengembara mencari yang lebih dan lebih baik lagi?

Kalau begitu, aku mundur mulai sekarang.
Aku pamit agar tidak menjerumuskan hatiku pada curam pilu menyesakkan dada.

I am stop on you.
Tapi jika kamu belum memilih untuk menetap, akan lebih terhormat jika aku yang pergi saja dari sini.
Tidak baik bila memperpanjang urusan hati yang nyatanya tidak dibawa sampai mati.

Aku ingin kisah yang bukan lagi hanya diceritakan seperti dongeng pengantar tidur yang hanyalah abadi dalam khayalan. Aku ingin kisah yang abadi dalam kenyataan.

Bila memang dalam ikhtiarmu belum menunjukkan titik terang, mengarahkan pilihanmu pada namaku, ku mohon biarkan aku juga mengetahuinya.

Aku hanya takut, rasaku dibiarkan menggerogoti kalbu dan jiwaku yang polos.

Cukup trauma dengan yang lalu, bantu aku untuk tidak patah lagi.

Halalkan atau tinggalkan.

Menetap atau hanya menjadi persinggahan?

Bila kau diikat janji dengan masa lalumu, tuntaskan dulu. Kejar dia jika memang dia yang selama ini kau cita-citakan.
Aku hanya tidak ingin menjadi penghalang untuk kisah abadi kalian.

Duh, perih juga ya menuliskan ini.
Tapi tak apa.
Aku kuat karena aku berani merasakan pedihnya mengikhlaskan.

Sebelum terlalu jauh langkah berjalan bersama, ada baiknya kita berhenti untuk beristirahat lalu memutuskan bagaimana seharusnya.

Sebuah komitmen tidak akan berjalan tanpa adanya kesepakatan dua pihak.

Rasanya seperti layangan.
Ditarik ulur dan dilepas ketika benangnya tak sengaja putus.
Kemudian jatuh di laut atau hinggap di dahan pohon.

Malang, 8 Maret 2019
#WakilRasa
#RekamJejakDigital
#Komitmen
#Hubungan

Sudah Move on Kah Saya?

'Sendiri aja?'
'Masih sendiri?'
'Cowoknya siapa?'
'Udah move on?'
'Sudah ada yang baru?'
.
.
🙄😌😒😓
Cowok/Cewek
Alias pasangan
Itu yang sah hanya yang halal saja.
Moving on? I always move to the better step.
A newest one? 🤔
Remember? A new one, not change the place of an old one.
.
.
Sering juga sih di komen gini,
Kamu posted tentang nikah-nikah itu udah mau nikah a? Udah siap, Bil?
I Will answer it here:
Menikah itu impian semua orang yang sudah mulai dewasa dan cara berpikirnya mulai beranjak matang.
Pas saya masih TK, boro-boro bahas Nikah langsung mentah-mentah teriak gak mau nikah. Dan diketawai seantero muka bumi. Eh sejagad dunia orang dewasa. 😅
Pas sudah gede? Ya berpikir menikah itu normal.
Kalau gak mau nikah, yah itu pilihan masing-masing orang.
Posting sesuatu berbau nikah, apakah kode untuk menikah dini?
Menikah saat masih kuliah?
HAHAHAHA
Gimana mau nikah kalau calonnya aja gak ada 🤔🤣
.
.
Let me tell you this,
orang menikah harus punya ilmu.
Kalau besok kamu menikah kemudian gak tahu apa-apa tentang dunia pernikahan, maka bahtera rumah tanggamu lebih besar justru akan mengalami goncangan maha dahsyat yang sulit kau bendung.
Kenapa? Karena kurangnya ilmu tentang pernikahan.
Saya share itu biar yang sudah menikah dan baru step by step mau menikah, dan yang masih gadis/bujang begini untuk mau peduli terhadap edukasi pernikahan.
.
.
Angka perceraian selalu meningkat karena kurang pahamnya suami dan istri terhadap hak dan tanggung jawabnya masing-masing.
.
.
Saya ingin dinikahi
Ingin menikah
Hanya sekali dalam hidup di dunia dan akhirat ku.
.
.
Siapakah orangnya
Saya aja penasaran.
😂
.
.
Wait and see.
3-5 years later.
Aaamiiin

Tulisan ini dipublikasi di Instagram
Tanggal 10 November 2018

Selasa, 05 Maret 2019

Menjadi Mahasiswi UM

It has been almost 3 years spending my lifetime in this beautiful city, Malang.

Uh~

Time goes by sooooo fastly

Kali ini saya akan menceritakan dengan singkat suka duka menjadi mahasiswi UM.
Sebenarnya lebih banyak sukanya daripada dukanya sih.
Alhamdulillah.

Diantara banyaknya kampus ternama di Indonesia, saya memilih Universitas Negeri Malang sebagai tempatku mengasah kemampuan dan mencari jati diri.

The Learning University adalah prinsip kampus tercinta dan kebangaanku ini.

Ku ingat sekali waktu mau daftar kampus di Jawa. Banyak yang meremehkan. Katanya sulit untuk lanjut kuliah di Jawa tuuh.
Bahkan ada yang tidak percaya dengan mimpiku.
Menertawakanku, sinis begitu.
Yasudahlah ya.

Tidak tahu siapa-siapa di Malang, tidak tahu  banyak hal tentang Malang kecuali tempat ini dingin, sejuk, pemandangannya luar biasa. Pertama kali melabuhkan hati dengan Malang ini di tahun 2014, 10 hari sebelum Lebaran.

Air sejuk di Masjid yang tidak sengaja ku injak saat singgah dari perjalanan Kediri-Surabaya kala itu, membuatku lansung jatuh cinta.

Ku rapalkan doa dalam hati "Ya Allah, semoga saya bisa kembali ke sini lagi. Bisa tinggal lama di sini. Bahkan bisa menetap di sini".

Untuk menseriusi mimpi itu, saya belajar banyak. Saya berusaha lebih banyak daripada orang kebanyakan.

Saya rela tidak tidur nyenyak di malam hari.
Rela tidak banyak main.
Tidak banyak wisata kuliner. Alias nongki gak jelas.

Ya karena memang itu bukan lifestyle ku. Wkwkw.

Saat teman-temanku masih memperbincangkan soal pilihan jurusan di kampus di Makassar, saya diam saja. Karena saya tidak berminat sama sekali. Bukan karena merendahkan kualitasnya. Tidak. Jika saja saya belum pernah menginjak tanah Jawa dan punya relasi di Jawa karena ikut lomba, mungkin saya tidak akan berpikir untuk kuliah di Jawa. Mentok, saya mengidamkan UNM. Universitas Negeri Makassar.

Toh, sekarang saya kuliah di Universitas Negeri Malang, yang orang kadang salah menyingkatnya jadi UNM. Padahal kampusku ini singkatannya UM. Kenapa begitu? Nah, jadi dulunya kampusku ini adalah IKIP Malang, sedang UNM yang dulu adalah IKIP Makassar. Tempat mamaku menimba ilmu hingga meraih gelar Magisternya di tahun 2010.

Nah, IKIP Makassar kalau tidak salah lebih dahulu mengubah nama menjadi Universitas Negeri Makassar disingkat UNM.
Sehingga IKIP Malang yang menyusuls setelahnya menjadi Universitas Negeri Malang. Kalau disingkat UNM, itu sudah dipakai di Makassar, untuk membedakannya 'N'nya dihilangkan. Menjadi UM The Learning University.

🤩

Kabarnya, IKIP Malang adalah kampus Pendidikan terbaik di Indonesia.
Bahkan prodi Pendidikan Bahasa Inggris pernah dinobatkan sebagai program studi terbaik se-Asia Tenggara. Coba searching deh, bener loh datanya. Akurat :)

That is why I choose this campus.
Awalnya saya gak tahu kabar itu. Soalnya pada saat cari jurusan sastra Inggris terbaik di Indonesia, muncul Universitas Negeri Malang. Kemudian pada saat mengerucutkan pencarian jadi Prodi Pendidikan Terbaik di Malang. Maka muncul lagi UM dengan akreditasi A.

Yap! Dulu saya pilih prodi Pendidikan bahasa Inggris karena mama yang bilang begitu. Actually, I am not that kind person that want to follow or join something similar with my family member. Sebenarnya gak mau juga kalau satu jurusan sama mama. Satu prodi maksudnya. Kenapa? Ya biar beda aja begitu. Supaya bisa diskusi banyak hal. Bukan topik itu-itu aja.

Saya sudah nulis tentang strategi saya memilih jurusan di SNMPTN di blog ini. Silakan dicari dan dibaca ya :)

Saya bahagia banget saat diterima di pilihan kedua. Prodi Bahasa dan Sastra Inggris. Waktu itu akreditasinya masih B. Tahun lalu, alhamdulillah sudah berakreditasi A. Jadi, inshaaAllah kalau wisuda nanti di ijazahnya sudah akreditasi A. Mohon doanya ya. Semoga bisa segera selesai. Kalau bisa 3,5 tahun. Kalau gak, ya pas 4 tahun. Aaamiiin.

Jujur, saya pun tidak banyak tahu soal prodiku ini. Meski tidak tahu banyak tentang apa yang nanti ku pelajari, setidaknya tahu prospek kerjanya luas.

Alhamdulillah.

Setelah masuk ke dunia perkuliahan di tahun 2016 yang lalu, di bulan Agustus waktu itu, luar biasa. Saya cengo. Saya ternyata tidak jago bahasa Inggris. Walaupun di Sulawesi Barat saya dikenal sebagai anak yang sering menang lomba di dunia bahasa Inggris seperti Story Telling, Speech and Debate. Tapi itu nihil banget saat saya di sini.

Teman-temanku luar biasa. Mereka jago. Fasih. Saya ciut.

Apakah saya menyerah? Tentu tidak.
Saya curhat ke mama panjang lebar. Sampai nangis.
Pernah berpikir untuk berhenti, tapi kembali diingatkan oleh mama dan papa bagaimana perjuanganku yang tidak singkat dan tidak mudah sehingga bisa menaklukkan Malang dan bisa lulus SNMPTN.

Satu-satunya diangkatanku yang lulus di Jawa jalur SNMPTN.

Saya nekat, dan saya berani.

Saya hanya memilih UM dengan dua prodi.

Saya pasrah.

Sebab saya sudah mengusahakan dan meniatkan segala perjuanganku ikut dan menang lomba agar bisa lebih dimudahkan di SNMPTN. Kan kalau SNMPTN melampirkan sertifikat prestasi.

Saya pede lulus? Tidak juga.
50% Pede Lulus
50% Siap Gagal.

Saya sudah ada plan jika gagal SNMPTN, saya tidak akan ikut SBMPTN tapi saya akan kursus bahasa Inggris untuk kuliah di Australia.

Ide gila kan?

Mama ku setuju.

Kenapa cadanganku segila itu?
Karena ini:
1. Saya sudah lomba sampai tingkat Internasional tapi jika tidak dihargai, untuk apa saya bertahan?
2. Saya mau punya pendidikan yang maju.
Jika saya tidak diterima di Jawa, maka lebih baik saya ke Luar Negeri saja.

Saya beli buku Inspira Book yang harganya mencapai 300K. Saya paling jarang minta dibelikan apa-apa ke Papa karena saya malu dan memang tidak begitu banyak keinginan. Saat itu, saya merengek minta dibelikan buku itu. Buku Kuliah Ke Luar Negeri.

Papa awalnya tidak setuju. Setelah ku jelaskan panjang kali lebar sama dengan luas, papa akhirnya luluh.

Itulah kenapa saya ketawa kalau ada orang yang mengeluh saat saya rilis pre order buku beasiswa seharga 50K.

Hm...

Skip dah bahas itu. Wkwkw.

Lanjut, nih ya. Pokoknya cadanganku bukan kuliah di Indonesia lagi. Tidak mau kuliah di Makassar. Tidak mau kuliah di Samarinda. Tidak di Jakarta, tidak di Jogja.
Hanya Malang.

Ternyata Allah mendengar doaku dan rencanaku.

Saya dinyatakan lulus murni.
Alhamdulillah.

Well, now I am here.
Gak kerasa sudah hampir genap 3 tahun.
Rasanya makin berat melepas.
Semoga nanti punya rumah di Malang saja kali ya?🤔
#kode

Punya almamater UM itu kebanggaan banget. Apalagi bisa menikmati hari-hari dengan tidak membosankan. Saya benar-benar banyak menggali potensi dan banyak berbagi ilmu dan pengalaman. Baik itu di sosmed maupun dunia nyata.

Alhamdulillah.

Alhamdulillah bisa dapat Beasiswa.
Alhamdulillah bisa jadi tutor Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.
Alhamdulillah dapat dibiayai ke Thailand.
Alhamdulillah punya dosen yang kebanyakan bergelar Doktor dan Professor.
Alhamdulillah bisa banyak bertemu dengan orang-orang baik dan hebat.
Alhamdulillah punya teman julid. Teman yang suka sinis. Teman yang suka menegur dengan cara yang kasar dan jahat.
Semua itu anugerah.

Dulu mungkin saya kaget kalau dijulidin, karena sudah terbiasa, alhamdulillah menjadikan mereka sebagai berkah.

Tanpa mereka, tidak ada filter untukku. Tidak ada kesempatan untuk introspeksi diri jadi lebih baik.
Saya mundur satu sampai lima langkah.
Untuk loncat hingga 10 sampai 20 langkah.

Terima kasih kawanku.
Kejulidanmu, buatku sadar dan belajar bersabar.

Menjadi satu-satunya orang Sulawesi di angaktanku, menjadi satu-satunya orang Mandar di angkatanku, akhirnya saya bisa jadi representatif orang Sulbar dan orang Mandar di angkatanku.

Kalau ada kerja kelompok, ada tugas, karena banyak yang mengangkat tentang Jawa, maka teman-temanku sering mengusulkan kelompok kami pakai tentang Mandar.

Awalnya mereka asing dengan Sulawesi, dengan Sulawesi Barat, dengan Mandar. Kini, perlahan mereka mulai hapal bahkan beberapa diantara mereka senang kalau saya sedang menelpon dengan mama dan papa karena berbicara pakai bahasa Mandar. Katanya, seperti bahasa Korea. Haha.

Pernah mementaskan adat Mandar juga dihadapan satu angkatan.

Sering menulis paper tentang budaya di Mandar.

Saya memang minoritas, tapi saya tidak mau dipandang remeh oleh mayoritas.

Relasi dan Ilmu yang ku dapatkan disini banyak sekali.

Banyak yang ingin ku ceritakan soal UM dan soal Sastra, Cerita Segala Rasa.

Sekian dulu, ya.
Aku cinta UM dan Prodiku terkasih.

Selain itu, bukan hanya cita yang kuraih di sini, ternyata ditemukan cinta disini. 🌻

Selamat Pagi,
Dariku
Nabilah Haruna

Komentar, saran, pendapatnya dong kak :)
Semoga bermanfaat ya.
Follow me on IG @nabbslll

Oh Sempro, Bersahabatlah

Huft :(
Malam ini kelabu.
Bukan soal cinta
Tapi soal sempro.

Seminar Proposal.

Apa ini namanya karma?
Karma karena dulu sering tanyain senior 'kapan wisuda?'

Oh iya ya ampun atau mungkin ini dosaku sama sepupuku. Karena sering ku ejek waktu itu. Dia soalnya gak kelar-kelar kuliahnya. Masa sampe 10 tahun lebih. Gila aja.

Eh gak tau ding. Pokoknya mulai aku SD dia udah kuliah, pas SMP dia belum juga wisuda, pas SMA dia baru wisuda. Ya apa coba?

Wah harus minta maaf ini. Pas nulis ini nih baru kepikiran. Makasih.

Huaaaa.
Ternyata menulis proposal tidak semudah itu.

Proposal pengajuan dana mah gak gini amat.
Semalam suntuk ku kerjain kelar dah besoknya.

Ini?
Ya ampun tidak seperti yang mu bayangkan.

Astagfirullah.
Mungkin ini memang karma.

Doakan aku yang mau segera lulus.

Inner Beauty

Assaalamualaikum my beloved reader. 
Di mana pun kalian berada, aku rindu. 
Sungguh.

Udah lama ya, tidak menulis di blog.
 Baiklah karena saya sedang sangat ingin menulis.
Ini juga karena topiknya by request dari Aul Ciul dan Eka Cudes. Keduanya adalah teman ku dari SMP, SMA, teman segeng, se kelas, se kubu. Terima kasih untuk topik requestnya ini. Padahal saya mau bahas tentang pengalaman jadi tutor BIPA.
 Tapi yaudah gapapa. Saya bahas di postingan selanjutnya aja.

Well, langsung aja kita bahas Inner Beauty. Why inner beauty? Tahu kan ya artinya adalah Kecantikan dari dalam. Talking about my self, honestly I am not as beautiful as other girl out there. Dari dulu, dari kecil, saya udah minder banget kalau bicara soal kecantikan. Kenapa? Ya karena saya tidak cantik.

One day, I felt so pitty. There was someone yelling to me, then I was crying and came back to my home. I did not want to meet her again. I hate her. Really. Tapi saat itu papaku datang keheranan. "Kenapa nangis nak?",,
"Tante itu bilang, kakak lebih cantik. Dan saya tidak"

Sakit gak sih. Parah! Umurku waktu itu yaa sekitar kelas 3 SD lah. Wajar banget kalau gue sensi. Haha. Aduh mewek dah pokoknya.

 Gak mau ke rumah tante itu lagi. Bodoh amat.


Mama datang, tanya yang sama.

 Papa bilang gini
"SIAPA BILANG ANAKKU TIDAK CANTIK? ANAKKU INI PALING CANTIK" katanya lembut dan tegas. Papa, adalah orang pertama sekaligus lelaki pertama yang bilang SAYA CANTIK.

Mama bilang "Wah itu orang tidak tahu ya kalau anakkku ini manis sekali. Pintar lagi. Tidak penting itu kalau cantik tapi tidak pintar. Otak yang penting", kata mama dengan bangga.


 Since that time, I am not keep down on myself. Bener banget sama ilmu parenting yang ku pelajari belakangan ini, peran orang tua saat anak lagi down itu sangat dibutuhkan. Kata-katanya harus dijaga, mindsetnya harus ditata dengan baik. Beruntung banget waktu itu papa gak  bilang aku jelek. Mama gak bilang aku jelek. Kalau bilang gitu, gak ada Nabilah yang sekarang. Maybe~

How to love my self?
Ya karena ternyata mama dan papaku mencintaiku apa adanya. Kenapa aku tidak suka sama diriku sendiri? Pernah sih aku lihat cermin saat orang sering bandingin aku dengan kakakku waktu aku masih kecil. "Kok aku jelek ya?" Aku minder dong. Banget. Tapi semenjak kejadian di acara nikahan sepupu itu, aku nangis pulang ke rumah, dan papa meluk aku dan nenekku pun juga datang. Semenjak itu aku jauh lebih pede. Perlahan menerima kenyataan bahwa ya aku memang tidak cantik secantik kakakku.

Nah, itu tuh yang ku herankan kalau ada yang bilang suka sama aku. Suka karena apa? Aku gak cantik :(
 Ada yang bilang, "kamu beda".

I don't know, what does it mean "beda". Ya that's people right to choose and to judge. Semakin kesini, semakin bijak memahami soal kecantikan. Bahkan nih kalau aku cerita tentang kakakku ke temanku, aku pasti bangga bilang "Kakakku cantik sih, tapi adekku lebih cantik".

They said "ya terus kamu?" "Saya gak cantik, saya MANIS"

Saya lebih senang aja begitcuuu kalau ada yang bilang "Kamu maniss banget"instead of saying "kamu cantik". Kalau ada yang bilang saya cantik, malah aku merasa terdzolimi. Haha. Aneh gak sih. Ah entahlah~


Well, inner beauty is from your inside.
Kenapa mama bilang 'OTAK' itu penting dari sekedar cantik? Karena memang betul, banyak banget org cantik tapi otaknya 'maaf' (tidak difungsikan dengan baik). Banyak tuh yang model kecantikan tapi akedemik kurang.

Ya I don't have any rights to judgde them, but ya kenyataannya emang gitu.
Meski gak semua.

Makanya kenapa kalau ada pemilihan Duta, dan itu memprioritaskan kecantikan, saya mundur. Tapi kalau adu gagasan, saya maju. Alhamdulillah udah pernah jadi Duta. Duta Sanitasi Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012. Dan terpilih lagi di tahun 2015. Apa yang membuat saya menang? Karena saya punya skill yang tidak dimiliki semua orang. Saat orang lain presentasi dengan sederhana, saya melakukan hal lain. Saya memadupadankan Local, Nasional dan international jadi satu. Saya membawakan materi dengan santai dan menyenangkan. Saya nyanyi dibagian akhir. Dan semenjak itu, saya jadi sering disuruh nyanyi saat sudah dinobatkan jadi Duta. Sampai saya nyanyi di Nasional juga depan bapak Ibu Menteri.


See? I am not beautiful, but I have a skill.

Oh iya ada hal penting yang mau aku sampaikan di sini.


 Dear perempuan,
Kita itu istimewa banget dalam Islam. Dihormati dan sangat dijaga kemurnian kita.
 Bahkan kita punya satu Surah dalam Kitab Suci Al-Quran yaitu Q.S An-Nisa.
Mashaa Allah. Untuk itu, mari kita menjaga kemurnian kita dengan senantiasa taat pada Allah. Saya pun masih fakiiiirrr ilmu.
Saya masih belajar. Bantu saya untuk istiqomah. Kecantikan memang sangat esensial untuk perempuan. Siapa pun itu.

Kecantikan paling utama bagiku adalah Akhlak.

Banyak orang cantik tapi sering sumpah serapah. Sering bicara kasar, kotor dan mengumpat. I againts that kind of things. Jujur, saya tidak terlalu suka kalau ada teman saya tiba-tiba ngomong "Njirr" "Anjing", "Bitch", "Njing", "Alus" dan semua terms merujuk pada kata Anjing. Astagfirullah.
Itu kasar sekali. Ini berlaku untuk perempuan dan laki-laki. Apakah saya menegur mereka? Saya menegur dengan ekspresi.

Saya langsung diam. Kalau saya sudah dekat dan merasa akrab, barulah saya tegur dengan semampu saya untuk mencoba menegur cara yang baik. Kalau diimplementasikan alhamdulillah, kalau tidak ya mau diapa lagi? Hanya  bisa mendoakan semoga segera sadar bahwa ucapannya itu terlalu sering dia ucapkan akhirnya mempengaruhi psikisnya dan membuat hatinya menjadi keruh bahkan kotor. Ini dari yang saya baca dan saya amati. Perilaku orang yang sering berbicara seperti itu karena menganggap bahwa terms seperti itu lazim, normal, bahkan dianggap tanda keakraban justru membawa petaka bagi dirinya sendiri tanpa dia sadari.


Saya mengamati orang seperti itu sangat latah kalau terjadi apa-apa, kaget, dan sebagainya langsung spontan mengucap kata itu.

Saya bukan mau menggurui atau bahkan sok baik, sok suci. Saya juga banyak dosa. Tapi di sini, saya mau membuat pembaca ku yang budiman untuk menghindari ucapan seperti itu. Seriously, it's really effect to your mindeset. Sopan dan santun sudah sangat langka. Saya mau jadi salah satu orang yang langka itu. Saya mau kamu juga begitu. Aamiiin Saya selalu berusaha untuk menjaga tutur kata, sikap sopan, etika berbicara, dan lain sebagainya.

Saya menganggap bahwa apa yang saya ucapkan adalah cerminan pribadi saya.
Saya pun percaya bahwa hal ini tidak hanya berpengaruh pada diri saya pribadi, tapi juga berkaitan tentang nama baik saya, orang tua saya, keluarga besar saya, bahkan  anak keturunan saya kelak. Saya juga tidak mau kalau nanti anakku berbicara kasar padaku. Tidak mau kalau suamiku berkata kasar padaku. Tidak mau kalau orang lain mengumpat di depanku.

Saya mau diperlakukan dengan baik, maka saya berusaha memperlakukan orang lain dengan cara yang baik semampu saya.

Sebab, bapakku berpesan "jaga tutur dan sikapmu nak, di mana pun kamu berada". Ini soal harga diri, martabat dan nama  baik. Kelak, kalau saya dipinang oleh sang pujaan hati, keluarganya semoga bisa langsung klop dan setuju serta merestui kami. Aamiiin.

 Pesan nenek ibuku dan mamaku adalah perempuan itu memang harus selalu menjaga diri karena itu soal masa depan.
 Tentu, saya mau menikah dengan seseorang yang baik Agama dan Akhlaknya. Itu sudah lebih dari cukup untukku.
 Soal ketampanan, kalau agama dan akhlaknya sudah baik, tentu wajahnya akan begitu rupawan. Untuk calon imamku,
 jaga juga inner handsomemu. 
Jangan berbicara kasar. Jaga sopan santun. Jaga tutur kata.

Dariku yang menunggumu.

Kok jadi baper? Wkwkw Kesimpulannya, inner beauty itu terletak di Akhlak kita ya. Semoga Allah selalu menjaga kita dan istiqomah selalu dalam beretika.

Dan satu lagi, Mencintai diri sendiri itu PENTING BANGET.

Cara mencintainya? Pahami kodrat kita diciptakan. Jadi dirimu sendiri, jangan jadi orang lain. Ketahui batasanmu, dan kenali kapan batasan itu mampu kau lewati dan tidak. (Ini bisa dikupas di postingan selanjutnya)

 I love you readers.



Cheerish from
 Nabilah Haruna

Beri tanggapan dan sarannya atau diskusi yuk di komentar. Mau topik apa lagi nih? Btw, semoga ini bisa sedikit menjawab how to love yourself ya.

 Follow instagramku di @nabbslll