Minggu, 12 Oktober 2014

Selembar Foto Ukuran 3R

Tidak basa basi juga, saya hanya akan membalas postingan dari kamu kawan!

         Kamu memang berhak untuk menuntut atau memperkarakannya dengan UU fotografi. Terima kasih sudah menuntut dan bersikeras untuk begini dan begitu dengan dasar yang sangat kuat.
         Sebagai pelajar yang mengerti hukum dan konstitusi meski tak sebanyak yang kamu mengerti dan kamu pahami, saya membenarkan hal itu. Argumenmu tepat sasaran.
         Tapi memang fokus camera tdk tertuju ke kamu. Saat itu seingat saya, hanya ingin memfokuskan ke arah orang2 yg bekerja di halaman belakang kelas. Dan kamu tiba2 lewat. Semua ekspresi teman2 yg lain sama kok. Sama2 tdk sadar kamera. Tapi mereka tdk mempermasalahkannya. Memang tdk semua orang punya pikiran sama. Seperti halnya kamu. Yang sebenarnya orang tdk mengenal siapa perempuan  yang hendak berjalan itu? Tapi ya sudahlah yah saya tidak suka memperkeru suasana. Dan hanya karena selembar foto itu kita tidak solid dan tak bisa ketawa bareng lagi. Ya gila amat kali yah dan bodoh sekali kalau cuma karena itu kita tidak searah di dalam kelas yang sama.
           Oh iya, soal egois, saya akui kalau saya itu orang yang sangat egois. Sangat- sangat egois. Tapi kita sadar aja yah kalau setiap orang punya ego masing2. Dan masalah Tuhan kita semua punya Tuhan. Dan maaf juga karena pernah bilang Ateis. Waktu itu Arlin sempat cerita tentang buku yang dia baca judulnya Ateis. Ada cerita yg lakonnya tdk beribadah dan semacamnya.
           Kamu dan mereka yang pernah berbicara banyak dengan saya mungkin dan sudah pasti menjudge saya sebagai orang yang sok peduli atau sok alim, atau apalah segala macam. Jujur yah saya hanya ingin mengamalkan kalam Allah yg firmannya kurang lebih isinya seperti ini "Tegurlah sesamamu apabila kamu melihat kesalahan padanya. Jika teguranmu sudah cukup tiga kali, maka cukup hanya menegurnya dalam hati dan doakan yang terbaik utk dia. Kemudian diamlah".
          Saya anggap kamu itu saudara seImanku. Saudari Muslimah ku. Saya senang kalau banyak teman yang sholat, yang beribadah kepada Tuhannya (ALLAH SWT). Kita sama2 tahu kan kalau yg membedakan kita dengan agama yg lain adalah SHOLAT dimana harus didirikan dan punya niat dalam hati, dan syarat sah yg harus dijalankan.
          Sekedar mengingatkan, kita manusia yang Allah rahasiakan maut kapan menjemput. Selagi kita bisa sholat, kenapa tidak kita kerjakan? Sebelum saudara seMuslim kita mensholati kita nanti.
          Kemudian tentang tangan yang bersih pertanda orang yang rajin sholat dan juga wajah yang berseri-seri. Itu fakta sayang! Air wudhu yang mengindahkan semua itu. Yang memberikan cahaya disetiap air sucinya. Dan semoga kamu juga tahu itu. Mungkin  saya sok tahu, tapi apa yang saya tahu rasanya wajib untuk saya berikan kepada orang lain. Apalagi kalau saya sudah sayang. Saya peduli berarti saya sayang. Tidakkah kamu merasa dipedulikan oleh saya? Kalau iya, itu karna saya sayang.
          Karna saya sudah berkali-kali mengajak untuk beribadah dan semacamnya sampai harus keluar kata 'Ateis' yg tdk sepantasnya saya lontarkan hal itu. Maaf sekali lagi. Saya sudah menjalankan kewajiban saya sebagai Umat Muhammad yang senantisa menegur saudaranya dan memberikan ilmu yang diketahui.
           Berbicara tentang kebakaran, rasanya itu sudah beberapa hari yang lalu. Dan bukan kemarin saya bahas itu. Oke. Jadi kebakaran itu kamu cek lagi yah.
           Sesampainya saya di rumah saya ingat kamu. Dan saya ingat mimpi saya di Jum'at Malam. Entah apa pertanda dari semua itu. Sekali lagi saya sedih dengan apa yang terjadi dengan kamu. Dengan cerita mu kepadaku di mimpi itu. Dan saya mengurungkan niat untuk fotomu itu. Fotomu akan saya simpan di album pribadi saya. Yang akan selalu membuat saya ingat kejadian debat mendadaknya kita yang battle kayak 'British Parlementary' haha sampai bawa konstitusi. Semoga saya, kamu, dan Kita bisa jadi Pendebat Sulbar Yang Terbaik (The Best Speaker 2015 ) Amiin.
Maaf karna kamu jadi benar2 menangis dan gagal utk memendam perasaanmu lebih lama.
Sorry dear, Mukarrama.
Makasih cokelatnya yah semoga kamu kelak jadi Haji Mabrur. Amiin. Kamu , saya Juga! Selamat malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar